Mengenal lebih jauh tentang Love Live!(u's)
Akhirnya, aku bisa mengepos ini -_- Hufff
okay kita mulai sekarang! Here we Go!
Seri anime LoveLive! School Idol Project, telah tamat dan akan berlanjut ke layar lebar. Popularitas anime yang satu ini sudah tidak diragukan lagi, mulai dari penjualan CD-CDnya yang laris, sampai berbagai macam kolaborasi dengan merek-merek terkenal.
Akan tetapi apa yang sebenarnya membuat seri ini amat terkenal? Salah satunya adalah karakterisasi dan pengembangan karakternya, menurut saya.
Artikel ini akan membahas perkembangan dan juga hubungan antar karakter, yang merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menjadi nilai jual seri ini.
Anak-Anak Kelas 2
Anak-anak kelas 2 merupakan poros dari anime ini, karena mereka adalah pencetus dari berdirinya grup School Idol ini, tanpa adanya mereka, tidak akan ada μ’s. Sebagai anak kelas 2, mereka memiliki peran sebagai penengah antara kelas 1 dan kelas 3. Kelas 1 baru masuk dan tidak memiliki peran apapun dalam kelangsungan sekolah, sedangkan kelas 3 semuanya sudah sibuk untuk persiapan ujian dan kelulusan, sehingga anak-anak kelas 2 memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan sekolah ini.
Kousaka Honoka – Sebagai pemeran utama, seorang gadis yang amat bersemangat dan seringkali menyeret teman-temannya, mulai dari pembuatan school idol, perekrutan anggota-anggota, sampai akhirnya memutuskan untuk mengikuti kontes LoveLive!, semuanya berasal dari gadis satu ini. Honoka memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap sekolahnya, Otonokizaka High School, maka ia tidak rela apabila sekolah ini dibubarkan, dan dengan adanya tekad dan perjuangannya untuk tidak pernah menyerah, membuat semua teman-temannya terinspirasi kepada dirinya, dan membuat mereka untuk terus maju.
Desain karakter berambut pendek warna orange dengan kuncir di kanan memberikan kesan ceria dan sifatnya yang bertindak terlebih dahulu daripada memikirkannya, seringkali membuat teman-temannya kelabakan, sekaligus mereka juga merasa tidak bisa meninggalkan Honoka sendirian, karena semuanya bisa kacau. Intinya, Honoka merupakan keberadaan yang menyatukan mereka semua.
Honoka pada dasarnya merupakan seorang gadis yang kuat, tetapi ia bisa menjadi kuat karena adanya dorongan dari para teman-temannya, sebaliknya ia akan menjadi sangat desperate pada saat teman-temannya akan pergi meninggalkan dirinya. Bisa dibilang, meski teman-temannya memandang dirinya sebagai suatu inspirasi, ia bisa menjadi seperti dirinya yang sekarang ini juga, semua karena adanya dukungan dari teman-temannya. Mungkin bisa dibilang kalau Honoka itu adalah karakter yang paling lemah dari semuanya?
Sonoda Umi – Perannya sebagai salah satu teman sejak kecil Honoka, merupakan seorang gadis pendiam, kalem dan merupakan penerus dari aliran Sonoda, keluarga tradisional Jepang, ahli panahan, kendo, tarian tradisional, sehingga sama sekali tidak terpikir awalnya kalau Umi akan ikut bergabung di dalam grup School Idol ini, apabila tidak karena Honoka.
Awalnya, gadis biru berambut panjang ini bertemu dengan Honoka pada saat ia masih kecil, dan dengan mengenal Honoka itulah, ia akhirnya mulai membuka dirinya untuk tidak terlalu takut. Pada saat Honoka ingin memulai aktivitas sebagai School Idol, dia sendiri juga tidak ingin bergabung, meski pada akhirnya ia terpaksa ikut dan menjadi penulis lirik untuk grup mereka.
Umi yang pada awalnya ogah-ogahan dan tidak mau menjadi school idol, pada akhirnya bisa jujur kepada dirinya sendiri, dan ia juga memiliki kecintaan yang sama kepada School Idol, tidak kalah dari Honoka dan yang lainnya, dapat dilihat pada episode ke 9 musim kedua animenya, dimana ia bersama Honoka dan Kotori memberanikan diri untuk menembus badai salju, demi tampil di atas panggung bersama dengan yang lainnya.
Selain itu, ia juga berperan sebagai seseorang yang ingin menyokong Honoka, dan menyadarkan Honoka pada saat ia melenceng dari jalannya dan tidak bertindak sebagaimana mestinya Honoka harus bertindak. Pada penghujung musim pertama, adegan Umi menampar Honoka pada saat Honoka sedih karena akan kehilangan Kotori, merupakan salah satu adegan yang sangat berkesan, karena tidak ada yang menyangka bahwa Umi yang kalem tersebut dapat bertidak seperti itu. Hal tersebut menunjukkan betapa Umi sangat menghargai teman-temannya, tetapi kurang pandai untuk menyampaikan perasaannya.
Minami Kotori – Gadis berambut coklat abu-abu dengan model rambut yang aneh ini, juga merupakan salah satu teman sejak kecil Honoka, dan juga merupakan anak dari kepala sekolah. Kotori dan Honoka merupakan teman sejak kecil, sejak saat mereka masih di dalam kandungan (info dari majalah G’s, meski di diary berbeda), seorang gadis yang.. rasanya seperti menenangkan diri pada saat melihatnya, dengan pribadi yang sangat easygoing dan my pace, tetapi terkadang juga timbul sisi yanderenya di dalam beberapa kesempatan.
Peran Kotori, bisa dibilang bagaikan istri Honoka, yang selalu mengikuti bagaimana keputusan Honoka. Pada saat Honoka memutuskan menjadi School Idol, ia pun langsung setuju, dan juga memang karena ia memiliki hobi menjahit, seperti membuat boneka dan baju, jadilah ia sebagai perancang baju untuk μ’s.
Sekilas terlihat Kotori tidak memiliki bagian yang signifikan dalam perkembangan cerita, tetapi Kotori merupakan salah satu karakter paling favorit bagi beberapa orang, terutama di Jepang. Layaknya Umi, Kotori juga memiliki kecintaan yang tinggi terhadap School Idol, terbukti pada saat mereka menerjang salju, yang paling pertama berinisiatif untuk maju dan menerjang salju bukanlah Honoka, melainkan Kotori.
Sejak akhir musim pertama, apalagi pada saat Kotori memutuskan untuk pergi belajar ke luar negeri, yang pada akhirnya dihentikan oleh Honoka, bisa dibilang bahwa dia adalah salah satu orang yang paling merasakan bagaimana pentingnya persahabatan mereka, dengan membuang kesempatannya untuk pergi ke luar negeri, dan tetap bersama dengan para teman-temannya, meniti jalan sebagai School Idol, tentunya ia tidak menginginkan semuanya berakhir dengan sia-sia.
Kotori, telah memilih untuk menjalankan School Idol bersama dengan yang lainnya, dibandingkan belajar desain di luar negeri, atau lebih tepatnya ia akan mengikuti kemana teman sejak kecilnya, Honoka, memutuskan untuk pergi.
Anak-Anak Kelas 1
Anak-anak kelas 1 merupakan para anggota-anggota yang bergabung setelah ketiga anak kelas 2 tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah memang yang memiliki kecintaan terhadap musik atau juga terhadap idola, tetapi tidak berani jujur kepada dirinya sendiri, layaknya anak-anak yang baru masuk SMU, yang masih sedikit memiliki krisis identitas, akan apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan.
Nishikino Maki – Gadis tsundere berambut merah layaknya tomat, dan juga merupakan putri pemilik rumah sakit Nishikino, tentunya merupakan salah satu orang yang bisa dibilang hampir tidak mungkin untuk bergabung di dalam grup mereka.
Sekilas tentang Maki, sejak kecil ia selalu dibimbing orang tuanya untuk menjadi penerus keluarga mereka, yaitu pada saat ia sudah dewasa, ia harus memiliki nilai-nilai yang baik, dan masuk ke fakultas kedokteran di universitas. Sebagai anak yang baik dan menyayangi orang tuanya, Maki selalu menuruti permohonan mereka, tetapi semuanya agak berubah pada saat ia bertemu dengan piano.
Pertama kali Maki menyentuh piano pada saat ia belum masuk ke sekolah dasar, dan ia pertama kali mengikuti lomba piano pada saat ia masih berada di kelas 1 SD. Maki sangat mencintai piano, dan ia berharap pada saat ia mengikuti lomba tersebut, ia dapat meraih juara pertama dan mendapatkan pujian dari orang tuanya, tetapi kenyataan yang pahit membuat dirinya memutuskan untuk mengurung jalan sebagai pianis, dan terpaksa menjalani hidupnya sebagai dokter nantinya.
Pada saat pengumuman pemenang, Maki meraih juara kedua, meskipun saingannya semua adalah anak-anak kelas 5 dan 6 SD, tetapi pada saat ia pulang ke rumah, orang tuanya mengatakan,”yah, bukan juara satu”. Maki amat shock, dan memang pada saat lomba pun, orang tuanya tidak datang untuk menontonnya lomba, karena ada urusan lain yang lebih penting. “yang penting Maki belajar saja biar bisa menjadi dokter nantinya” “lebih baik kamu belajar daripada bermain piano”. Maki merasa tidak ada pilihan lain, selain mengikuti apa yang dimaui oleh orang tuanya.
Akan tetapi, semuanya berubah pada saat Maki bertemu dengan Honoka. Di episode pertama, Honoka tidak sengaja bertemu Maki yang sedang bermain piano dan menyanyikan lagu “Aishiteru Banzai!”, dan memuji permainan pianonya. Maki sontak langsung terkejut dan malu, karena ia tidak pernah mendengar ada orang yang memuji permainan pianonya, dan memang ia tidak memiliki teman sama sekali sebelumnya, karena ia kurang pandai bergaul dan fokus kepada pelajarannya.
Melihat Honoka dan kawan-kawan yang berusaha keras untuk mengubah nasib mereka, yaitu menghindari kehancuran sekolah, Maki akhirnya menyadari betapa pentingnya bagi dirinya untuk memilih jalannya sendiri. Pada akhirnya, Maki memutuskan untuk membuatkan aransemen lagu untuk lagu-lagu mereka, demi melanjutkan kecintaannya kepada musik. Pada saat itu, Maki belum bergabung, sampai pada saatnya ia bertemu dengan Hanayo dan Rin, orang-orang yang akhirnya menjadi teman baiknya, sesama anak-anak kelas 1.
Kecintaannya terhadap School Idol, juga tidaklah kalah dengan yang lainnya, terutama karena kegiatan ini adalah pilihannya pribadi, bukan pilihan teman-temannya, atau pilihan orang tuanya, serta pertemuannya dengan μ’s juga merubah sifatnya, dan membuat dia menyadari betapa pentingnya memiliki teman.
Koizumi Hanayo – Gadis feminim dan pemalu yang but pendek, sangat mencintai nasi dan juga school idol, tetapi tidak memiliki keberanian untuk bergabung dengan μ’s. Dari sejak kecil, Hanayo sangat pemalu, dengan suara yang kecil dan juga penampilan yang seperti kutubuku, sehingga ia tidak dapat memberanikan diri untuk bergabung dengan School Idol. Sebenarnya ia ingin bergabung, tetapi tidak bisa apabila hanya sendirian, dan mau bergabung apabila teman sejak kecilnya, Hoshizora Rin, juga ikut bergabung ke dalam grup tersebut.
Akhirnya ia bertemu dengan Maki, yang kebetulan juga dipergoki Hanayo melihat poster School Idol, yang memberikan keberanian kepada Hanayo untuk bergabung dengan School Idol, karena kecintaannya kepada School Idol, dan juga dukungan yang diberikan oleh kedua orang tersebut, Rin dan Maki, membuat Hanayo berhasil maju untuk bergabung dengan grup School Idol tersebut.
Keberanian Hanayo untuk masuk ke dalam grup tersebut, membuat Maki dan Rin juga akhirnya masuk ke menjadi School Idol. Bisa dibilang untuk anak-anak kelas 1, Hanayo sebagai salah satu orang yang memberikan keberanian kepada kedua orang lainnya untuk ikut bergabung ke dalam grup School Idol μ’s.
Hanayo memberikan bukti, bahwa yang dibutuhkan hanyalah sedikit keberanian untuk maju, dan pentingnya untuk jujur kepada diri sendiri. Berbeda dengan Maki, yang sudah memiliki jalan yang harus ditempuh sebelumnya, Hanayo memiliki kebebasan untuk memilih jalan yang ia inginkan, tetapi ia hanya kurang berani, yang pada akhirnya berhasil diwujudkan dengan dorongan para teman-temannya.
Hoshizora Rin – Gadis tomboy berambut pendek, dengan kebiasaan bahasa kucing nyaa nyaa ini, bila kita lihat sebelumnya, sepertinya ia tidak memiliki ketertarikan kepada school idol, dan hanya masuk ke dalam grup ini untuk menemani Hanayo, teman sejak kecilnya, karena ia khawatir dengan Hanayo.
Akan tetapi, sebenarnya Rin sedikit iri dengan Hanayo yang sangat feminim, berbeda dengan dirinya yang tomboy. Bagaimanapun, setomboy apapun Rin, ia adalah seorang wanita, yang juga ingin tampil cantik, tetapi tidak pernah menunjukkan keinginannya untuk itu.. Selalu saja ia membohongi dirinya sendiri dengan mengatakan “Tapi aku kan tomboy, tidak seperti Kayo-chin (panggilan Rin terhadap Hanayo)”, setiap kali orang memujinya juga imut.
Semuanya berasal dari pada saat ia masih SD, pada saat ia memakai rok, ia diejek-ejek oleh para anak-anak lainnya, makanya dia memiliki trauma atas hal tersebut.
Setelah sebelumnya, Rin dan Maki memberikan keberanian kepada Hanayo untuk menjadi school idol, tibalah giliran Maki dan Hanayo untuk membalasnya. Pada musim kedua, episode kelima, saat itu mereka akan tampil, tetapi para anak kelas 2 sedang pergi wisata sekolah, maka pada saat itu, mereka menetapkanlah Rin sebagai leader, karena mereka menganggap Rin cukup feminim. Rin tentunya terus menerus menghindar, dan juga sebaliknya malah menyarankan agar Hanayo menjadi peran leader. Akan tetapi, Hanayo menyadari bahwa Rin juga sebenarnya ingin sekali tampil feminim, tetapi ia terus menerus membohongi dirinya sendiri.
Sampai pada akhirnya, pada saat akan tampil, baju center diberikan kepada Rin, dan member lainnya mengenakan baju tuxedo. Pada kesempatan itu jugalah, Hanayo berhasil membujuk Rin untuk jujur kepada dirinya sendiri, seperti pada saat Rin dan Maki berhasil membuat Hanayo bergabung dengan μ’s.
Episode ini mungkin tidak terlalu memberikan perubahan dalam sifat Rin, tetapi satu hal yang pasti adalah : sejak saat itu, Rin akhirnya memberanikan dirinya untuk kembali memakai rok, sebagai symbol bahwa Rin telah berhasil melewati trauma yang dia alami pada saat masih kecil.
Dengan menjadi School Idol, Rin akhirnya berhasil untuk jujur kepada dirinya sendiri, terlahir kembali dengan bantuan para teman-temannya.
Anak-Anak Kelas 3
Anak-anak kelas 3, bisa diumpakan sebagai para member yang paling sulit untuk direkrut, terutama karena mereka lebih tua, dan juga mereka memiliki jalan yang mereka tempuh sendiri, yang mereka percaya bisa menyelamatkan sekolah tersebut dengan cara lain, atau ada juga satu orang yang telah menyerah, karena ia telah mengalami perjuangan keras menjadi school idol sebelumnya.
Yazawa Nico – “Nico Nico Smile!”, adalah trademarknya. Gadis dengan rambut twintail dan tinggi badan yang tergolong pendek ini, sebelumnya merupakan pendiri, sekaligus pemimpin dari semacam grup school idol di sekolah ini sebelumnya, yaitu Idol Research Club.
Kecintaannya terhadap School Idol, bisa dibilang paling tinggi di antara semuanya, atau mungkin sudah sampai tahap maniak. Sebelumnya, sebelum duduk di bangku kelas 2, ia membentuk grup ini, dan sempat melakukan berbagai aktifitas idol dengan beberapa anggotanya, tetapi pada akhirnya semuanya tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Anggota-anggota lainnya pada akhirnya berhenti dan akhirnya Nico sendirian dan berhenti menjadi school idol.
Pertemuannya dengan Honoka dan kawan-kawan akhirnya berhasil membuka kembali dirinya, untuk kembali menjadi School Idol, bersama dengan teman-teman baru, tujuan yang baru dan juga tekad baru.
Tidak hanya itu, di balik keceriannya, dan juga mottonya, nico nico smile (Nico Nico Ni), terdapat masa lalu dan juga keadaan keluarganya yang tidak pernah diungkap, sampai pada musim kedua, episode 4, dan juga cerita dari School Idol Diary.
Alasan awalnya Nico diberikan nama Nico adalah agar ia bisa tetap tersenyum dalam keadaan apapun, dan juga Nico Nico Ni adalah lagu yang sering dinyanyikan oleh ayahnya, pada saat ia masih kecil. Bisa dibilang, Nico lebih mirip dengan ayahnya, karena ia tidak memiliki tubuh yang tinggi dan juga bagus seperti ibunya, tetapi Nico percaya bahwa anak perempuan yang mirip dengan ayahnya, adalah anak perempuan yang paling bahagia di dunia.
“Maka dari itu, dengan senyuman yang telah diberikan oleh papa, Nico akan memberikan senyuman kepada seluruh dunia, dan akan kutunjukkan bahwa aku akan menjadi idola yang paling bahagia di dunia ini, pasti!”
Terkadang Nico masih suka melihat ke langit dan membayangkan bagaimana wajah ayahnya pada saat melihat anaknya, sehingga ia tidak ingin ayahnya yang telah tiada khawatir, maka dari itu jadilah, pribadi dan trademark Nico, Nico Nico Smile.
Setelah ayahnya meninggal, permasalahan lainnya adalah ibunya sebagai single parent, harus menyokong kehidupan keempat orang anaknya, yaitu Nico, Kokoro, Kokoa dan Kotaro. Ibunya yang sibuk, menyebabkan Nico harus menjaga ketiga adik-adiknya, dan agar adik-adiknya tidak cemas, Nico selalu menyebut dirinya sebagai idola, dan teman-teman lainnya sebagai penari latar.
Barulah, pada episode keempat dari LoveLive! musim kedua, Nico akhirnya bisa jujur kepada semua adik-adiknya, dan juga baru pada akhirnya mengakui kepada semua teman-temannya kalau ia baru bisa berjalan dan bersinar paling terang, apabila bersama dengan kesembilan member μ’s.
Bisa dibilang, dalam sejarah karirnya, Nico termasuk salah satu orang yang mengalami masa-masa kesulitan, tetapi setelah bertemu dengan Honoka dan kawan-kawan, akhirnya ia berhasil move on dari masa lalunya, dan kembali berjuang dengan teman-temannya.
Nozomi Tojo
Anak yg misterius dan meramal dengan kartu. sifat cenderung antusias sangat cocok padanya. Nozomi dalam beberapa waktu sering berpindah-pindah sekolah. kemudian terhenti karena keberadaan seorang Ketua OSIS, Eri Ayase.
Nozomi menjadi anak yg pintar dan menjadi Wali OSIS dan berteman dengan Eri. Nozomi yg tidak punya rasa gengsi menjadi sangat nyaman di sekitar teman-temannya.
Eri Ayase
Anak yang berketurunan Rusia ini begitu gengsi dan pemarah. dulu, ia pintar menari ballerina.Eri sangat sulit untuk dibujuk karena rasa ketidak percayaannya kepada semua orang. kecuali Nozomi.
Eri begitu pemarah karena rasa gengsinya. ia memiliki adik yg bernama Arisa.
okay kita mulai sekarang! Here we Go!
Seri anime LoveLive! School Idol Project, telah tamat dan akan berlanjut ke layar lebar. Popularitas anime yang satu ini sudah tidak diragukan lagi, mulai dari penjualan CD-CDnya yang laris, sampai berbagai macam kolaborasi dengan merek-merek terkenal.
Akan tetapi apa yang sebenarnya membuat seri ini amat terkenal? Salah satunya adalah karakterisasi dan pengembangan karakternya, menurut saya.
Artikel ini akan membahas perkembangan dan juga hubungan antar karakter, yang merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menjadi nilai jual seri ini.
Anak-Anak Kelas 2
Anak-anak kelas 2 merupakan poros dari anime ini, karena mereka adalah pencetus dari berdirinya grup School Idol ini, tanpa adanya mereka, tidak akan ada μ’s. Sebagai anak kelas 2, mereka memiliki peran sebagai penengah antara kelas 1 dan kelas 3. Kelas 1 baru masuk dan tidak memiliki peran apapun dalam kelangsungan sekolah, sedangkan kelas 3 semuanya sudah sibuk untuk persiapan ujian dan kelulusan, sehingga anak-anak kelas 2 memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan sekolah ini.
Kousaka Honoka – Sebagai pemeran utama, seorang gadis yang amat bersemangat dan seringkali menyeret teman-temannya, mulai dari pembuatan school idol, perekrutan anggota-anggota, sampai akhirnya memutuskan untuk mengikuti kontes LoveLive!, semuanya berasal dari gadis satu ini. Honoka memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap sekolahnya, Otonokizaka High School, maka ia tidak rela apabila sekolah ini dibubarkan, dan dengan adanya tekad dan perjuangannya untuk tidak pernah menyerah, membuat semua teman-temannya terinspirasi kepada dirinya, dan membuat mereka untuk terus maju.
Desain karakter berambut pendek warna orange dengan kuncir di kanan memberikan kesan ceria dan sifatnya yang bertindak terlebih dahulu daripada memikirkannya, seringkali membuat teman-temannya kelabakan, sekaligus mereka juga merasa tidak bisa meninggalkan Honoka sendirian, karena semuanya bisa kacau. Intinya, Honoka merupakan keberadaan yang menyatukan mereka semua.
Honoka pada dasarnya merupakan seorang gadis yang kuat, tetapi ia bisa menjadi kuat karena adanya dorongan dari para teman-temannya, sebaliknya ia akan menjadi sangat desperate pada saat teman-temannya akan pergi meninggalkan dirinya. Bisa dibilang, meski teman-temannya memandang dirinya sebagai suatu inspirasi, ia bisa menjadi seperti dirinya yang sekarang ini juga, semua karena adanya dukungan dari teman-temannya. Mungkin bisa dibilang kalau Honoka itu adalah karakter yang paling lemah dari semuanya?
Sonoda Umi – Perannya sebagai salah satu teman sejak kecil Honoka, merupakan seorang gadis pendiam, kalem dan merupakan penerus dari aliran Sonoda, keluarga tradisional Jepang, ahli panahan, kendo, tarian tradisional, sehingga sama sekali tidak terpikir awalnya kalau Umi akan ikut bergabung di dalam grup School Idol ini, apabila tidak karena Honoka.
Awalnya, gadis biru berambut panjang ini bertemu dengan Honoka pada saat ia masih kecil, dan dengan mengenal Honoka itulah, ia akhirnya mulai membuka dirinya untuk tidak terlalu takut. Pada saat Honoka ingin memulai aktivitas sebagai School Idol, dia sendiri juga tidak ingin bergabung, meski pada akhirnya ia terpaksa ikut dan menjadi penulis lirik untuk grup mereka.
Umi yang pada awalnya ogah-ogahan dan tidak mau menjadi school idol, pada akhirnya bisa jujur kepada dirinya sendiri, dan ia juga memiliki kecintaan yang sama kepada School Idol, tidak kalah dari Honoka dan yang lainnya, dapat dilihat pada episode ke 9 musim kedua animenya, dimana ia bersama Honoka dan Kotori memberanikan diri untuk menembus badai salju, demi tampil di atas panggung bersama dengan yang lainnya.
Selain itu, ia juga berperan sebagai seseorang yang ingin menyokong Honoka, dan menyadarkan Honoka pada saat ia melenceng dari jalannya dan tidak bertindak sebagaimana mestinya Honoka harus bertindak. Pada penghujung musim pertama, adegan Umi menampar Honoka pada saat Honoka sedih karena akan kehilangan Kotori, merupakan salah satu adegan yang sangat berkesan, karena tidak ada yang menyangka bahwa Umi yang kalem tersebut dapat bertidak seperti itu. Hal tersebut menunjukkan betapa Umi sangat menghargai teman-temannya, tetapi kurang pandai untuk menyampaikan perasaannya.
Minami Kotori – Gadis berambut coklat abu-abu dengan model rambut yang aneh ini, juga merupakan salah satu teman sejak kecil Honoka, dan juga merupakan anak dari kepala sekolah. Kotori dan Honoka merupakan teman sejak kecil, sejak saat mereka masih di dalam kandungan (info dari majalah G’s, meski di diary berbeda), seorang gadis yang.. rasanya seperti menenangkan diri pada saat melihatnya, dengan pribadi yang sangat easygoing dan my pace, tetapi terkadang juga timbul sisi yanderenya di dalam beberapa kesempatan.
Peran Kotori, bisa dibilang bagaikan istri Honoka, yang selalu mengikuti bagaimana keputusan Honoka. Pada saat Honoka memutuskan menjadi School Idol, ia pun langsung setuju, dan juga memang karena ia memiliki hobi menjahit, seperti membuat boneka dan baju, jadilah ia sebagai perancang baju untuk μ’s.
Sekilas terlihat Kotori tidak memiliki bagian yang signifikan dalam perkembangan cerita, tetapi Kotori merupakan salah satu karakter paling favorit bagi beberapa orang, terutama di Jepang. Layaknya Umi, Kotori juga memiliki kecintaan yang tinggi terhadap School Idol, terbukti pada saat mereka menerjang salju, yang paling pertama berinisiatif untuk maju dan menerjang salju bukanlah Honoka, melainkan Kotori.
Sejak akhir musim pertama, apalagi pada saat Kotori memutuskan untuk pergi belajar ke luar negeri, yang pada akhirnya dihentikan oleh Honoka, bisa dibilang bahwa dia adalah salah satu orang yang paling merasakan bagaimana pentingnya persahabatan mereka, dengan membuang kesempatannya untuk pergi ke luar negeri, dan tetap bersama dengan para teman-temannya, meniti jalan sebagai School Idol, tentunya ia tidak menginginkan semuanya berakhir dengan sia-sia.
Kotori, telah memilih untuk menjalankan School Idol bersama dengan yang lainnya, dibandingkan belajar desain di luar negeri, atau lebih tepatnya ia akan mengikuti kemana teman sejak kecilnya, Honoka, memutuskan untuk pergi.
Anak-Anak Kelas 1
Anak-anak kelas 1 merupakan para anggota-anggota yang bergabung setelah ketiga anak kelas 2 tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah memang yang memiliki kecintaan terhadap musik atau juga terhadap idola, tetapi tidak berani jujur kepada dirinya sendiri, layaknya anak-anak yang baru masuk SMU, yang masih sedikit memiliki krisis identitas, akan apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan.
Nishikino Maki – Gadis tsundere berambut merah layaknya tomat, dan juga merupakan putri pemilik rumah sakit Nishikino, tentunya merupakan salah satu orang yang bisa dibilang hampir tidak mungkin untuk bergabung di dalam grup mereka.
Sekilas tentang Maki, sejak kecil ia selalu dibimbing orang tuanya untuk menjadi penerus keluarga mereka, yaitu pada saat ia sudah dewasa, ia harus memiliki nilai-nilai yang baik, dan masuk ke fakultas kedokteran di universitas. Sebagai anak yang baik dan menyayangi orang tuanya, Maki selalu menuruti permohonan mereka, tetapi semuanya agak berubah pada saat ia bertemu dengan piano.
Pertama kali Maki menyentuh piano pada saat ia belum masuk ke sekolah dasar, dan ia pertama kali mengikuti lomba piano pada saat ia masih berada di kelas 1 SD. Maki sangat mencintai piano, dan ia berharap pada saat ia mengikuti lomba tersebut, ia dapat meraih juara pertama dan mendapatkan pujian dari orang tuanya, tetapi kenyataan yang pahit membuat dirinya memutuskan untuk mengurung jalan sebagai pianis, dan terpaksa menjalani hidupnya sebagai dokter nantinya.
Pada saat pengumuman pemenang, Maki meraih juara kedua, meskipun saingannya semua adalah anak-anak kelas 5 dan 6 SD, tetapi pada saat ia pulang ke rumah, orang tuanya mengatakan,”yah, bukan juara satu”. Maki amat shock, dan memang pada saat lomba pun, orang tuanya tidak datang untuk menontonnya lomba, karena ada urusan lain yang lebih penting. “yang penting Maki belajar saja biar bisa menjadi dokter nantinya” “lebih baik kamu belajar daripada bermain piano”. Maki merasa tidak ada pilihan lain, selain mengikuti apa yang dimaui oleh orang tuanya.
Akan tetapi, semuanya berubah pada saat Maki bertemu dengan Honoka. Di episode pertama, Honoka tidak sengaja bertemu Maki yang sedang bermain piano dan menyanyikan lagu “Aishiteru Banzai!”, dan memuji permainan pianonya. Maki sontak langsung terkejut dan malu, karena ia tidak pernah mendengar ada orang yang memuji permainan pianonya, dan memang ia tidak memiliki teman sama sekali sebelumnya, karena ia kurang pandai bergaul dan fokus kepada pelajarannya.
Melihat Honoka dan kawan-kawan yang berusaha keras untuk mengubah nasib mereka, yaitu menghindari kehancuran sekolah, Maki akhirnya menyadari betapa pentingnya bagi dirinya untuk memilih jalannya sendiri. Pada akhirnya, Maki memutuskan untuk membuatkan aransemen lagu untuk lagu-lagu mereka, demi melanjutkan kecintaannya kepada musik. Pada saat itu, Maki belum bergabung, sampai pada saatnya ia bertemu dengan Hanayo dan Rin, orang-orang yang akhirnya menjadi teman baiknya, sesama anak-anak kelas 1.
Kecintaannya terhadap School Idol, juga tidaklah kalah dengan yang lainnya, terutama karena kegiatan ini adalah pilihannya pribadi, bukan pilihan teman-temannya, atau pilihan orang tuanya, serta pertemuannya dengan μ’s juga merubah sifatnya, dan membuat dia menyadari betapa pentingnya memiliki teman.
Koizumi Hanayo – Gadis feminim dan pemalu yang but pendek, sangat mencintai nasi dan juga school idol, tetapi tidak memiliki keberanian untuk bergabung dengan μ’s. Dari sejak kecil, Hanayo sangat pemalu, dengan suara yang kecil dan juga penampilan yang seperti kutubuku, sehingga ia tidak dapat memberanikan diri untuk bergabung dengan School Idol. Sebenarnya ia ingin bergabung, tetapi tidak bisa apabila hanya sendirian, dan mau bergabung apabila teman sejak kecilnya, Hoshizora Rin, juga ikut bergabung ke dalam grup tersebut.
Akhirnya ia bertemu dengan Maki, yang kebetulan juga dipergoki Hanayo melihat poster School Idol, yang memberikan keberanian kepada Hanayo untuk bergabung dengan School Idol, karena kecintaannya kepada School Idol, dan juga dukungan yang diberikan oleh kedua orang tersebut, Rin dan Maki, membuat Hanayo berhasil maju untuk bergabung dengan grup School Idol tersebut.
Keberanian Hanayo untuk masuk ke dalam grup tersebut, membuat Maki dan Rin juga akhirnya masuk ke menjadi School Idol. Bisa dibilang untuk anak-anak kelas 1, Hanayo sebagai salah satu orang yang memberikan keberanian kepada kedua orang lainnya untuk ikut bergabung ke dalam grup School Idol μ’s.
Hanayo memberikan bukti, bahwa yang dibutuhkan hanyalah sedikit keberanian untuk maju, dan pentingnya untuk jujur kepada diri sendiri. Berbeda dengan Maki, yang sudah memiliki jalan yang harus ditempuh sebelumnya, Hanayo memiliki kebebasan untuk memilih jalan yang ia inginkan, tetapi ia hanya kurang berani, yang pada akhirnya berhasil diwujudkan dengan dorongan para teman-temannya.
Hoshizora Rin – Gadis tomboy berambut pendek, dengan kebiasaan bahasa kucing nyaa nyaa ini, bila kita lihat sebelumnya, sepertinya ia tidak memiliki ketertarikan kepada school idol, dan hanya masuk ke dalam grup ini untuk menemani Hanayo, teman sejak kecilnya, karena ia khawatir dengan Hanayo.
Akan tetapi, sebenarnya Rin sedikit iri dengan Hanayo yang sangat feminim, berbeda dengan dirinya yang tomboy. Bagaimanapun, setomboy apapun Rin, ia adalah seorang wanita, yang juga ingin tampil cantik, tetapi tidak pernah menunjukkan keinginannya untuk itu.. Selalu saja ia membohongi dirinya sendiri dengan mengatakan “Tapi aku kan tomboy, tidak seperti Kayo-chin (panggilan Rin terhadap Hanayo)”, setiap kali orang memujinya juga imut.
Semuanya berasal dari pada saat ia masih SD, pada saat ia memakai rok, ia diejek-ejek oleh para anak-anak lainnya, makanya dia memiliki trauma atas hal tersebut.
Setelah sebelumnya, Rin dan Maki memberikan keberanian kepada Hanayo untuk menjadi school idol, tibalah giliran Maki dan Hanayo untuk membalasnya. Pada musim kedua, episode kelima, saat itu mereka akan tampil, tetapi para anak kelas 2 sedang pergi wisata sekolah, maka pada saat itu, mereka menetapkanlah Rin sebagai leader, karena mereka menganggap Rin cukup feminim. Rin tentunya terus menerus menghindar, dan juga sebaliknya malah menyarankan agar Hanayo menjadi peran leader. Akan tetapi, Hanayo menyadari bahwa Rin juga sebenarnya ingin sekali tampil feminim, tetapi ia terus menerus membohongi dirinya sendiri.
Sampai pada akhirnya, pada saat akan tampil, baju center diberikan kepada Rin, dan member lainnya mengenakan baju tuxedo. Pada kesempatan itu jugalah, Hanayo berhasil membujuk Rin untuk jujur kepada dirinya sendiri, seperti pada saat Rin dan Maki berhasil membuat Hanayo bergabung dengan μ’s.
Episode ini mungkin tidak terlalu memberikan perubahan dalam sifat Rin, tetapi satu hal yang pasti adalah : sejak saat itu, Rin akhirnya memberanikan dirinya untuk kembali memakai rok, sebagai symbol bahwa Rin telah berhasil melewati trauma yang dia alami pada saat masih kecil.
Dengan menjadi School Idol, Rin akhirnya berhasil untuk jujur kepada dirinya sendiri, terlahir kembali dengan bantuan para teman-temannya.
Anak-Anak Kelas 3
Anak-anak kelas 3, bisa diumpakan sebagai para member yang paling sulit untuk direkrut, terutama karena mereka lebih tua, dan juga mereka memiliki jalan yang mereka tempuh sendiri, yang mereka percaya bisa menyelamatkan sekolah tersebut dengan cara lain, atau ada juga satu orang yang telah menyerah, karena ia telah mengalami perjuangan keras menjadi school idol sebelumnya.
Yazawa Nico – “Nico Nico Smile!”, adalah trademarknya. Gadis dengan rambut twintail dan tinggi badan yang tergolong pendek ini, sebelumnya merupakan pendiri, sekaligus pemimpin dari semacam grup school idol di sekolah ini sebelumnya, yaitu Idol Research Club.
Kecintaannya terhadap School Idol, bisa dibilang paling tinggi di antara semuanya, atau mungkin sudah sampai tahap maniak. Sebelumnya, sebelum duduk di bangku kelas 2, ia membentuk grup ini, dan sempat melakukan berbagai aktifitas idol dengan beberapa anggotanya, tetapi pada akhirnya semuanya tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Anggota-anggota lainnya pada akhirnya berhenti dan akhirnya Nico sendirian dan berhenti menjadi school idol.
Pertemuannya dengan Honoka dan kawan-kawan akhirnya berhasil membuka kembali dirinya, untuk kembali menjadi School Idol, bersama dengan teman-teman baru, tujuan yang baru dan juga tekad baru.
Tidak hanya itu, di balik keceriannya, dan juga mottonya, nico nico smile (Nico Nico Ni), terdapat masa lalu dan juga keadaan keluarganya yang tidak pernah diungkap, sampai pada musim kedua, episode 4, dan juga cerita dari School Idol Diary.
Alasan awalnya Nico diberikan nama Nico adalah agar ia bisa tetap tersenyum dalam keadaan apapun, dan juga Nico Nico Ni adalah lagu yang sering dinyanyikan oleh ayahnya, pada saat ia masih kecil. Bisa dibilang, Nico lebih mirip dengan ayahnya, karena ia tidak memiliki tubuh yang tinggi dan juga bagus seperti ibunya, tetapi Nico percaya bahwa anak perempuan yang mirip dengan ayahnya, adalah anak perempuan yang paling bahagia di dunia.
“Maka dari itu, dengan senyuman yang telah diberikan oleh papa, Nico akan memberikan senyuman kepada seluruh dunia, dan akan kutunjukkan bahwa aku akan menjadi idola yang paling bahagia di dunia ini, pasti!”
Terkadang Nico masih suka melihat ke langit dan membayangkan bagaimana wajah ayahnya pada saat melihat anaknya, sehingga ia tidak ingin ayahnya yang telah tiada khawatir, maka dari itu jadilah, pribadi dan trademark Nico, Nico Nico Smile.
Setelah ayahnya meninggal, permasalahan lainnya adalah ibunya sebagai single parent, harus menyokong kehidupan keempat orang anaknya, yaitu Nico, Kokoro, Kokoa dan Kotaro. Ibunya yang sibuk, menyebabkan Nico harus menjaga ketiga adik-adiknya, dan agar adik-adiknya tidak cemas, Nico selalu menyebut dirinya sebagai idola, dan teman-teman lainnya sebagai penari latar.
Barulah, pada episode keempat dari LoveLive! musim kedua, Nico akhirnya bisa jujur kepada semua adik-adiknya, dan juga baru pada akhirnya mengakui kepada semua teman-temannya kalau ia baru bisa berjalan dan bersinar paling terang, apabila bersama dengan kesembilan member μ’s.
Bisa dibilang, dalam sejarah karirnya, Nico termasuk salah satu orang yang mengalami masa-masa kesulitan, tetapi setelah bertemu dengan Honoka dan kawan-kawan, akhirnya ia berhasil move on dari masa lalunya, dan kembali berjuang dengan teman-temannya.
Nozomi Tojo
Anak yg misterius dan meramal dengan kartu. sifat cenderung antusias sangat cocok padanya. Nozomi dalam beberapa waktu sering berpindah-pindah sekolah. kemudian terhenti karena keberadaan seorang Ketua OSIS, Eri Ayase.
Nozomi menjadi anak yg pintar dan menjadi Wali OSIS dan berteman dengan Eri. Nozomi yg tidak punya rasa gengsi menjadi sangat nyaman di sekitar teman-temannya.
Eri Ayase
Anak yang berketurunan Rusia ini begitu gengsi dan pemarah. dulu, ia pintar menari ballerina.Eri sangat sulit untuk dibujuk karena rasa ketidak percayaannya kepada semua orang. kecuali Nozomi.
Eri begitu pemarah karena rasa gengsinya. ia memiliki adik yg bernama Arisa.
Komentar
Posting Komentar